Sabtu pagi, 28 Oktober 2018. Cerita ini tentang perjalanan menjauh dari hiruk pikuk ibukota Jakarta. Weekend kali ini aku memutuskan untuk pergi ke selatan Jakarta. Untungnya kali ini aku ditemani temanku, sebut saja Munu, yang kebetulan mau aku ajak jalan-jalan agak jauh untuk mencari ketenangan sekaligus berburu foto di spot-spot yang ciamik.
Sukabumi, kota yang
terkenal dengan pantai selatannya yang indah menjadi tujuan dari
perjalanan kali ini, tapi tujuan kita bukan untuk bermain di pantai,
melainkan jalan-jalan ke Situ Gunung. Situ Gunung merupakan
tempat wisata yang belakangan ini ramai di Instagram, dengan spot foto
jembatan gantung yang 'katanya' terpanjang se-Asia.
Sebenarnya ada
beberapa opsi transportasi dari Jakata untuk menuju Sukabumi; bisa
menggunakan motor, mobil atau bus umum. Tapi, jika menggunakan
moda transportasi itu, konsekuensinya harus berangkat pagi-pagi buta
atau harus merasakan pedihnya kemacetan di simpang Ciawi, apalagi jika
berangkatnya udah kelewat siang. Akhirnya, kami memutuskan untuk
mencoba alternatif lain dengan menggunakan kereta dari
Bogor sekitar 3 jam perjalanan. Waktu yang lumayan panjang untuk
menyicil hutang tidur akibat 'melekan' gara-gara takut bangun kesiangan.
Sebenarnya, sepanjang perjalanan kereta Bogor - Sukabumi
pemanandangannya cukup bagus, dimana kita akan melewati tebing
dan jurang. Di sisi lain, kita juga harus memaklumi kalo sinyal ponsel
tiba-tiba menghilang karena memang jalur yang dilewati lumayan jauh dari
keramaian. Tapi disinilah kita bisa memanfaatkan "quality time" kita
untuk hal bermanfaat lainnya seperti komunikasi
dengan sekitar, baca buku atau tidur efektif.
Setibanya di Stasiun Sukabumi,
kami langsung disambut oleh aa' rental motor yang menawarkan jasanya.
Setelah transaksi sewa motor beres, kami bergegas menuju hotel yang
sudah kami pesan sebelumnya. Karena kami datang
sebelum waktu check in, jadi kami cuma bisa menitipkan barang di
resepsionis dan membawa barang seperlunya untuk hunting foto di Situ
Gunung.
Setelah perlengkapan perang sudah siap, kami langsung bergegas
menuju Situ Gunung. Lokasi objek wisata Situ Gunung
cukup jauh dari pusat kota Sukabumi dan memerlukan waktu sekitar 1 jam
perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Suhu di sekitar kawasan Situ
Gunung cukup dingin karena memang wilayahnya berada di ketinggian.
Selain itu, cuaca juga sedang mendung karena
memang saat ini sedang musim hujan.
Sebenernya kami sudah was-was sejak saat berangkat, tapi untungnya pagi
itu Sukabumi belum turun hujan. Perjalanan kami lancar-lancar saja,
paling cuma terhambat di sinyal GPS yang mendadak
hilang saat sudah hampir sampai lokasi. Jadi, mau tidak mau kami
menggunakan GPS konvensional: Gunakan Penduduk Sekitar.
Sampai di Situ Gunung, kita
akan disambut petugas tiket, kalo tidak salah ingat kita harus membayar sekitar 15k per orang untuk masuk ke kawasan Situ Gunung. Di dalam
kawasan Situ Gunung, kita masih harus bayar tiker
lagi sekitar 50k per orang untuk masuk ke spot jembatan gantung dan air
terjun. Kedua spot tersebut tidak termasuk dalam tiket pertama.
Setelah
kita parkir kendaraan, kita harus berjalan kaki menuju jembatan gantung.
Jaraknya lumayan bikin ngos-ngosan, apalagi
buat orang yang jarang olahraga. Medannya juga lumayan berlumpur,
ditambah lagi pas musim hujan, jadi perlu disiapkan sepatu yang cocok
agar perjalanannya lebih nyaman.
Saat perjalanan menuju lokasi
jembatan gantung, kita akan mendengar suara-suara semilir musik khas
Sunda. Tidak perlu takut, musik tersebut bukan berasal dari video uji nyali tapi dari kelompok musik yang sedang melakukan pertunjukan. Sebelum lokasi jembatan gantung
memang terdapat semacam amphitheater yang di design dengan sangat epic. Di lokasi tersebut kita akan mendapat hidangan "welcome drink" dan jajan rebusan
sambil bersantai sejenak di cafe pohon yang suasananya sangat sejuk dan
menenangkan.
Selepas bersantai, kami
melanjutkan perjalanan ke lokasi jembatan gantung. Ternyata di atas
jembatan gantung sudah ramai dengan wisatawan yang berkunjung sehingga
kami kurang mendapatkan view yang bagus untuk memotret.
Tapi tidak masalah, setidaknya suasana di sana cukup menyenangkan untuk
dinikmati.
Suasana di atas jembatan cukup menyeramkan, terlebih bagi
orang yang memiliki phobia ketinggian, ditambah lagi jembatan gantung
tersebut sering bergoyang-goyang akibat banyaknya
wisatawan yang lalu lalang. Namun tidak perlu khawatir karena jembatan
tersebut cukup kuat, serta terdapat petugas yang selalu mengawasi di
atas jembatan tersebut.
Setelah melewati jembatan
gantung, kami melanjutkan perjalanan menuju air terjun yang lokasinya
berada di bawah. Kita harus melewati beberapa anak tangga sebelum sampai
ke lokasinya. Ternyata di sekitar air terjun banyak
orang berjualan, mulai dari asesoris hingga jajanan. Lokasi air terjun
tidak kalah ramai dengan jembatan gantung, bahkan untuk berfoto kita
harus antri bergantian dengan pengunjung lainnya.
Sayangnya, belum lama
kami menikmati keindahan air terjun, hujan deras
mulai turun sehingga memaksa kami untuk mundur mencari tempat berteduh.
Selagi menunggu hujan reda, kami membeli mie instan mumpung suasananya
juga mendukung. Di lokasi tersebut juga terdapat musholla bagi
pengunjung yang ingin beribadah. Orang sekitar juga
menawarkan jasa transportasi ojek bagi pengunjung yang sudah kelelahan
dan ingin segera kembali ke lokasi parkir kendaraan.
Beberapa saat kemudian, hujan sudah agak rintik-rintik sehingga kami
segera bergegas kembali ke cafe. Kami cukup beruntung karena sesampainya
kami di cafe, hujan kembali turun dengan derasnya. Rupanya perjalanan
kami
tidak bisa berlanjut hingga ke danau, tapi kami sudah cukup puas
menikmati pemandangan di jembatan gantung dan air terjun.
Sambil
menunggu hujan mereda, kami memesan roti bakar serta manfaatkan sisa
waktu di sana untuk berswafoto. Pemandangan di cafe tersebut
juga cukup bagus. Sekitar pukul 5 sore kami memutuskan untuk pulang ke
hotel, walaupun sebenarnya hujan masih turun tapi sudah tidak sederas
tadi. Perjalanan kali ini cukup menghibur weekend kami. Sepertinya
perjalanan ke tempat ini bukan yang terakhir kali.
Jika ada kesempatan lagi, sepertinya kawasan danau patut untuk kita jajal.